Women Research Institute

Promoting women leadership and inclusive,
gender-based, and sustainable natural resource governance

Sumber: Sinar Harapan, 30 April 2014
Yuyuk Sugarman
   
YOGYAKARTA - Hingga Mei 2014, jumlah kematian ibu sudah mencapai 250 orang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagian besar ibu yang meninggal masih berusia produktif antara 30-40 tahun. Sementara itu, pada data di Gunung Kidul ada 12 kasus.

"Faktor stres menjadi pemicu ibu meninggal saat melahirkan jabang bayi. Selain itu, ada faktor kesehatan lainnya semisal anemia dan kurang gizi," ucap Ketua Harian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, Budi Wahyuni dalam diskusi publik Revolusi KB untuk Pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, Rabu (28/5).

Sumber: beritakotaonline.com

Jakarta, Beritakota Online-Women Research Institute (WRI) merupakan lembaga penelitian yang fokus pada persoalan perempuan berkepentingan untuk terlibat mengajukan permohonan perubahan aturan mengenai batas minimal usia perkawinan bagi anak perempuan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengenai Perkawinan Pasal 7 ayat (1) mengenai frasa “16 (enam belas) tahun”. Frasa tersebut merupakan pembenaran terjadinya perkawinan anak. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28B ayat (2) yang berbunyi “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, dan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi”.

Sumber: pinkkorset.com, 04/07/2014
Oleh: Shreya
 

“Partisipasi Perempuan dalam Pemilu Harus Ditingkatkan”

“Pemilu 2014, Saatnya Perempuan Pilih perempuan”

“Ayo Pilih Caleg Perempuan!”

“Perempuan dan Pemilu”

 

Berbagai judul dan slogan yang mendukung partisipasi perempuan, merebak menjelang Pemilu 9 April 2014. Tak hanya tulisan di media massa, blog ataupun riset-riset, seminar dan pelatihan untuk menggenjot partisipasi kaum hawa pun gencar diluncurkan.

 

Mengapa Perempuan?

 

Berbagai kalangan menilai, eksistensi sosok perempuan dalam parlemen sangat diperlukan, yakni untuk mewakili suara kaumnya hingga mengangkat isu kesetaraan gender.

Sumber: RonaIndonesia.com, Jakarta, 30 Maret 2014

RonaIndonesia.com – Lima stiker bergambar calon legislatif dari lima partai berbeda, tertempel di kaca depan rumah Ratna Mayasari (35 tahun). Kelimanya berasal dari partai berbeda dengan latar belakar warna stiker berbeda;  kuning, biru tua, orange dan hijau. Dari kelima caleg itu ada yang maju untuk DPRD Jakarta, ada pula yang maju memperebutkan kursi legislatif di Senayan.Tak hanya kaca jendela yang jadi sasaran. Pintu triplek setinggi 160 cm juga jadi sasaran. Dua buah stiker berlatar merah tertempel di pintu berwarna hijau itu. Begitu juga dengan rumah tetangga Ratna. Mayoritas rumah di daerah Menteng Jaya, Jakarta Pusat itu penuh dengan stiker-stiker para caleg.

Sumber: Antara – Senin, 21 April 2014

 

Jakarta (Antara) - Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan (JKP3) mempertanyakan komitmen para legislator di DPR terkait pembuatan undang-undang tentang kesetaraan dan keadilan gender (RUU KKG).

 

"Kami menyayangkan di DPR itu terjadi dugaan politisasi terkait RUU KKG. Sampai sekarang pembahasannya belum berlanjut sama sekali. Artinya belum ada niat membuat payung hukum untuk mencegah terjadinya perlakuan diskriminasi bagi perempuan," kata Koordinator JKP3 Ratna Batara Munti di Jakarta, Senin.